Laman

Senin, 30 Mei 2011

MATERI BUDI PEKERTI KELAS XI SEMESTER GENAP


ADIL
ARAH PEMBIASAAN
Dunia kini sedang dibelenggu oleh suatu paradoks yang hebat.
Di satu pihak muncul kekuatan-kekuatan yang begitu dinamis yang berusaha mewujudkan suatu masyarakat dunia yang adil yang berakar pada kesadaran akan persamaan dasar martabat manusia. Namun bersamaan dengan itu muncul pemecah belah dan antagonisme yang dewasa ini semakin kuat pula.
Kemajuan teknologi banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan perkembangan hidup umat manusia yaitu hidup Iebih efisien, Iebih mudah, bahkan dapat memperpanjang usia hidup manusia dengan ditemukannya teknologi di bidang kedokteran, atau kemudahan komunikasi dengan siapa saja di berbagai belahan dunia dengan menggunakan teknologi informatika dan berbagai kemudahan Iainnya yang amat memanjakan manusia.
Namun sebaliknya, teknologi tinggi itu jika salah digunakan akan memusnahkan manusia itu sendiri, seperti teknologi atom, nuklir dan biologi. Di situlah kehendak dan pilihan hati manusia sangat men en t u ka n.
Perkembangan dan pembangunan yang terus meningkat te!ah berpengaruh pada kehidupan manusia, baik positif maupun negatif. Perubahan yang cukup mencolok terdapat pada pembangunan yang semakin pesat dan menimbulkan pelanggaran terhadap martabat manusla.
Persaingan antarindividu terus meningkat di samping praktek politik yang tidak menguntungkan keompok-keIompok tertentu. Akibatnya, martabat manusia yang begitu mulia diperkosa oleh arogansi manusia itu sendiri. Pemerkosaan terhadap martabat manusia dengan dalih pembangunan dapat kita saksikan di sekitar kita.
Banyak orang telah kehilangan sawah dan ladangnya untuk dijadikan sentra-sentra industri dan pemukiman mewah, sementara ganti ruginya jauh dari kelayakan. Para pengusaha dengan kekuasaan uangnya dapat berbuat apa saja terhadap rakyat jelata yang secara sosio-ekonomi di bawah garis kemiskinan. Sementara rakyat digusur dan dicampakkan dalam jurang kemiskinan, para pengusaha itu semakin getol memperkaya dir dengan mendapat kemudahan dan pinjaman Bank dengan berkolusi, korupsi dan nepotisme.
ISTILAH KUNCI ;  Adil: berpegang pada kebenaran.


JUJUR
ARAH PEMBIASAAN
Jujur berarti ada keselarasan antara pikiran dengan perkataan Keselarasan antara perkataan dan perbuatan serta sikap hidup. Nilai dan kejujuran terletak pada jaminan untuk saling percaya, yang merupakan dasar dari setiap pergauIan dan hidup bersama yang sehat dan bahagia. Di mana tidak ada kejujuran, di sana tidak ada kepercayaan, sulit dibayangkan adanya suatu kehidupan bersama.
Kehidupan bersama terjadi kalau setiap orang mengatakan yang benar kepada sesama yang berhak mengetahui kebenaran itu, tetapi juga menutup mulut terhadap mereka yang tidak berhak mengetahuinya. Menfitnah selalu merupakan ketidakjujuran.
Ketidakjujuran muncul dalam berbagai bentuk dan gejala dalam masyarakat. Misalnya, ketidakjujuran dalam bentuk korupsi, penyelewengan, sogokan, penipuan, kemunafikan, dan sebagainya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat kita bersikap tidakjujur, antara lain
a. Faktor kuasa/politik
Para penguasa dan pemimpin yang bersikap otoriter menyebabkan rakyat terpaksa menerima dan mengikuti saja, sampai pada tingkat munafik. Hal ini  terjadi di Indonesia pada pemerintahan otoriter Orde Baru. Selama beberapa dekade sebagian rakyat Indonesia dikontaminasikan dengan sikap munafik. Dimana-mana terjadi tindakan-tindakan anarkis, kriminal. pemerkosaan dan huru-hara. Padahal selama mi kita selalu menepuk dada bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang paling menonjol dalam sopan santunnya balk tutur bahasa maupun perilakunya.
b. Faktor kebudayaan
Demi nilai keselarasan dalam tata pergaulan, misalnya, kebiasaan orang bersikap formalitas dan berpura-pura. Di Indonesia kita mengenal istilah ABS (Asal Bapak Senang). Kebiasaan jelek ini sudah membudaya antara bawahan dengan atasan bahkan antar masyarakat sendiri. Di hadapan atasan, sering seorang bawahan melaporkan tentang suatu keadaan yang menjadi tanggungjawabnya dalam posisi yang sangat baik, atau berhasil, padahal fakta di lapangan sebaliknya. Biasanya sikap ABS ni dianut oleh mereka yang suka mencari muka dengan menyampaikan sesuatu yang tidak jujur tetapi baik bagi atasannya. Budaya ABS inilah yang menjadi salah satu sebab terpuruknya ekonomi bangsa Indonesia dan hilangnya kepercayaan dunia Iuar terhadap kita. Bahkan rakyat Indonesia sendiri pun hampir tidak percaya lagi pada pemerintahnya.
c. Faktor Ekonomi
Karena mau mengejar kekayaan, orang bisa bersikap korup, bermental sogok dan gemar melakukan penyelewengan serta menyalahgunakan wewenang dan milik umum.
d. Faktor pendidikan
Pendidikan yang otoriter misalnya bisa membuat peserta didik bersikap munafik. hidup bermoral ganda. Banyak siswa di hadapan guru selalu bersikap marias, patuh. namun setelah keluar dan halaman sekolah berubah menjadi manusia liar, pembangkang, pengacau, penggarong bahkan pembunuh.

1 komentar: